Puluhan burung puter pelung ikut meramaikan gelaran Liga Puter Pelung Solo Raya Putaran Ke-3 yang dihelat pada Minggu, 14 Mei 2023 kemarin. Menempati Lapangan KBBC Gondang Sragen. Para jawara puter pelung bersaing di empat kelas, yakni kelas Pemula, Madya, Utama, dan ring pendamping PPPPSI. Beberapa jawara dari luar daerah Solo pun ikut serta.
Ada enam putaran yang direncanakan menyesuaikan jumlah Pengcab PPPPSI yang ada di Koorwil Solo Raya. Putaran ke-3, giliran Pengcab PPPPSI Sragen bertindak sebagai tuan rumah, setelah libur panjang bulan Ramadhan.
Margono Susilo, selaku Ketua Panitia Liga Puter Pelung Solo Raya 2023 putaran ke-3, mengaku bersyukur kegiatan tersebut akhirnya bisa tergelar. “Setelah sempat libur bulan puasa, akhirnya Liga Puter Pelung Solo Raya Putaran 3 bisa kami selenggarakan, mudah-mudahan kedepan event ini terus bergulir tanpa ada kendala,” harap pemilik OKG Bird Farm Sragen.
Margono Susilo mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh peserta, panitia dan pihak-pihak terkait yang telah mendukung kegiatan tersebut sehingga bisa terselenggara sesuai dengan harapan. Dikatakan bahwa semua ini berkat kerjasama yang baik dari semua pihak.
Sesi pertama Liga Puter Pelung Solo Raya 2023 putaran ke-3 ini menandingkan kelas Pemula dan Madya. Gelaran lomba semula dijadwalkan dimulai tepat pkl. 09.00 namun harus sedikit tertunda karena adanya perubahan arus lalu lintas di kota Sragen, yang membuat beberapa peserta terlambat datang.
Cuaca cerah sepertinya memberikan dukungan penuh kepada puter pelung yang berada di gantangan. Empat babak penjurian memastikan untuk memilih siapa yang berhak dinobatkan sebagai juara di masing-masing kelas yang dilombakan. Seluruh rangkaian acara berjalan seru dan benar-benar meriah.
Di babak pertama untuk kelas Madya dalam waktu tidak terlalu lama sudah ada 13 burung bisa mendapatkan bendera empat warna nilai 43 ½, pertanda semua burung yang dilombakan telah siap bertarung untuk menjadi yang terbaik.
Sebaliknya di kelas Pemula, tidak banyak yang dapat tampil sesuai dengan harapan. Di kelas yang maksimal hanya bisa mendapatkan nilai 43 ½ tersebut, hanya terlihat 3 burung saja yang mencapai hasil tertinggi.
Pada babak kedua di kelas Madya, persaingan semakin ketat dengan saling kejar nilai. Tercatat ada 12 burung raih empat warna dan 2 burung sukses mengoleksi lima warna. Sedang di kelas Pemula persaingan mulai memanas dengan bertambahnya kontestan yang raih hasil empat warna.
Beberapa burung mulai menurun performanya memasuki babak ketiga. Baik di kelas Madya maupun Pemula. Kemungkinan para petarung mengalami kelelahan, karena sebelum tampil harus melakukan perjalanan jauh ke arena lomba.
Dan setelah melalui persaingan sengit selama empat babak penuh di kelas Madya, Pesona andalan Idola BF Tuban gantangan 18 yang memang terlihat bekerja ngotot dan stabil, akhirnya mampu memimpin di deretan posisi terdepan. Jago bergelang Pogo 621 inipun dinobatkan sebagai juara pertama.
Sedangkan Bintang ring LMS 219 besutan Boedi Santosa Solo di gantangan nomor 8 yang sebetulnya juga tidak kalah ngotot, harus puas menempati posisi kedua. Lalu disusul oleh Panji Anom ring GSM 1670 di gantangan 24 milik Wagiman Solo mengunci posisi ketiga daftar kejuaraan.
Untuk kelas Pemula, juara pertama menjadi milik Janoko Mera andalann Ridwan RDD BF Solo ring LMS 210 pada gantangan nomor 50. Dilanjutkan oleh Borneo amunisi Eton Yogyakarta ring Eton 552 pada gantangan nomor 56. Dan tempat ketiga diraih Janoko milik Narso Yogyakarta ring Simon Perez 779 pada gantangan 46.
“Alhamdulillah. saya ucapkan terima kasih kepada Mas Hafid Ketua Pengcab Boyolali dan Mas Eko LMS yang telah membantu saya cara belajar ternak dan seting puter pelung. Dan berhasil menjadi juara,” ucap Ridwan yang dihubungi di tempat terpisah. “Walupun lomba kemarin tidak hadir, tetapi burung bisa sampai di lapangan, Alhamdulillah bisa podium juara 1 kelas Pemula dan juara 9 kelas Ring.”
“Dan, saya ucapkan terima kasih kepada senior-senior saya di PPPPSI, yang membantu saya cara-cara ternak dengan baik. Alhamdulillah, Janoko Mera bisa berhasil menjuarai di kelas pemula, semoga anaknya Janoko yang sudah pakai ring RDD BF bisa seperti bapaknya, Amin.”
Setelah rehat tepat sesi ke-2 dimulai dengan menandingkan kelas Utama dan ring PPPPSI. Perebutan posisi kejuaraan berlangsung seru dan menegangkan, Terutama di kelas Utama, beberapa burung jawara milik Trisna Wijaya dari Jakarta ikut ambil bagian. Di dua seri sebelumnya begitu mendominasi meskipun dengan nama yang berbeda.
Babak pertama di kelas Utama, langsung menyajikan pertarungan seru. Saling kejar perolehan nilai terjadi, menyelesaikan babak pertama ada dua burung dengan perolehan nilai meyakinkan, bendera enam warna nilai 44. Sedang di kelas Ring, situasi tidak jauh beda terjadi.
Burung-burung di kelas ini relatif masih muda namun mempunyai prospek yang bagus, ada satu burung yang tembus enam warna pula. Pada babak kedua, perebutan posisi puncak di kelas Utama begitu ketatnya, tidak kurang ada empat burung yang juga mendapatkan enam warna.
Penonton sampai tidak percaya dengan adegan di kelas Utama, seolah para juri obral penilaian, padahal burung-burung tersebut memang sangat layak mendapatkannya. Sementara di kelas Ring, lagi-lagi gantangan 37 tampil memukau dengan enam warnanya.
Hadirnya jago-jago dari luar kota, membuat suasana makin ramai, persaingan antar jago juga telihat sangat seru. Seperti di kelas Utama, ada beberapa nama burung milik Trisna Wijaya yang dirawat oleh H.Alif Bangkalan bertarung seru dengan jago-jago dari Solo dan Yogyakarta.
Bertemunya kembali jago-jagi ini cukup menghibur, khusunya para mania puter pelung di Solo Raya. Mereka mampu menunjukkan anggung kualitasnya sebagai burung lomba. Bahkan saling bergantian melepas anggung suara emasnya demi mendapat nilai tertinggi.
Dan setelah melalui persaingan sengit selama empat babak penuh, podium tertinggi di kelas Utama direbut Ke’Lesap bergelang AG 800 yang memang terlihat tampil stabil, dan nagen. Sedangkan Bunga Desa ring Dewi 77 yang sebetulnya juga tidak kalah ngotot, harus puas menempati posisi kedua. Keduanya berhasil mendapatkan enam warna empat kali.
Lalu disusul oleh Dewa Dewi ring AG 333 mengunci posisi ketiga daftar kejuaraan. Daftar teratas didominasi burung milik Trsina Wijaya dari Jakarta. Kualitas anggung burung-burung tersebut membuat decak kagum para mania puter pelung yang hadir di Gondang.
Selanjutnya untuk kelas Ring PPPPSI, rupanya ketangguhan Gideon bergelang LMS 512 amunisi Eko LMS yang ada di gantangan 37 masih sulit untuk dihadang oleh semua rivalnya. Lihat saja dari total empat babak penilaian, jago hasil oplosan salah satu kandang LMS BF ini, benar-benar mendominasi perolehan nilai dari babak ke babak dengan raihan tiga bendera enam warna dan lima warna.
Sehingga tidak keliru, kalau akhirnya Gideon telah memastikan diri sebagai yang terbaik pertama begitu babak ketiga usai. Disusul kemudian oleh Bintang amunisi Boedi Santosa ring LMS 219 yang digantang pada nomor 51 sebagai peraih posisi kedua dan tempat ketiga diraih oleh Anak Panglima milik Boss Boy Yogyakarta ring Boss 999999 pada gantangan 44.
“Dengan berakhirnya gelaran Liga Puter Pelung Solo Raya Putaran Ke-3, di lapangan burung KBBC Gondang-Sragen, kami segenap panitia mengucapkan terima kasih atas segala dukungannya,” tutup Hendra Widada Ketua Pengcab Sragen. “Mohon maaf atas segala kekurangannya. Kita bertemu lagi di putaran ke-4 di kota Klaten pada bulan Juni 2023.” (Ramlee/Basileus)