Komunitas Puter Pelung Lumajang (KPPL) gelar lomba puter pelung pada, Minggu 2 Juni 2024 di Gantangan Cassava BF Selok Awar Awar Pasirian – Lumajang. Setelah lama puter pelung mania Lumajang tidak pernah lagi merasakan suasana kehangatan bersama sesama komunitas, maka Minggu kemarin, menjadi awal kegiatan hobi anggungan burung puter pelung di Kab. Lumajang.

Hari itu juga seakan menjadi mimpi yang menjadi kenyataan karena selama ini mereka benar-benar berharap hobi puter pelung bisa hadir kembali. Dan gelaran bertajuk Lomba Seni Suara Puter Pelung se Tapal Kuda mulai membangkitkan gairah pecinta dan lestari puter pelung wilayah Lumajang.

Tentu semuanya tidak lepas dari dukungan peserta dan pengurus puter pelung di wilayah Tapal Kuda. Pengcab PPPPSI se Tapal Kuda memang telah sepakat untuk meramaikan hobi puter pelung ini. Salah satu dengan gelaran-gelaran lomba bergiliran setiap bulannya.

Peserta menyiapkan burung-burung yang bertanding

Panitia membuka dua kelas, yakni kelas Bebas dan kelas Pemula. Seluruh tiket yang disediakan panitia nyaris tidak meninggalkan sisa. Dukungan yang luar biasa tidak hanya datang dari puter pelung mania Lumajang, tetapi juga dari beberapa daerah sekitar, seperti Situbondo, Bondowoso, Probolinggo, Jember, dan bahkan dari Bangkalan Madura juga hadir.

Kegiatan ini sengaja digelar sebagai ajang silaturahmi dan temu para pencinta puter pelung karena mereka sudah lama vakum tanpa ada kegiatan. Menurut Bambang Kusiyo Ketua Panitia, kegiatan di Lumajang cukup lama tidak menunjukkan kegiatan.

Peserta dari beberapa daerah di sekitar Lumajang datang meramaikan gelaran

“Puter pelung mania Lumajang sudah lama sekali tidak ada kegiatan lomba seperti ini,” tegas Bambang yang juga selaku pemilik gantangan. Untuk itu Komunitas Puter Pelung Lumajang langsung mengawali kegiatan, agar hobi puter pelung di Lumajang tidak sampai berlama-lama tanpa ada kegiatan.

“Saya tidak ingin hobi puter pelung di Lumajang vakum yang berkepanjangan, karena penghobi puter pelung di Lumajang sangat banyak dan mereka menginginkan ada kegiatan seperti dulu. Makanya kami inisiatif untuk kembali menggelar kegiatan,” sambung Bambang.

Panitia tengah melakukan persiapan jelang lomba dimulai

Nampaknya keinginan untuk kembali menggelar kegiatan, banyak mendapatkan dukungan. “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh peserta yang mendukung kegiatan kami. Terutama para peserta dari daerah se Tapal Kuda.”

“Mudah-mudahan apa yang akan kami perjuangkan untuk kembali menyemarakkan hobi puter pelung di Lumajang, bisa terwujud,” harap Bambang lagi. Banyak peserta yang mulai berdatangan dari luar kota sejak sehari sebelumnya.

Mereka bermalam di beberapa penginapan di sekitar Lumajang. “Ada juga yang bermalam di tempat gantangan,” jelas Bambang pemilik Cassava BF. Panitia pun berusaha memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada para peserta.

Gantangan berkapistas 70 gantangan itupun dipenuhi burung-burung yang mencoba menjadi yang terbaik di gelaran perdana KPPL. “Tiket di kelas Pemula habis diminati para petarung puter pelung,” ujar Faruq JLT yang bertugas mencatat di meja pendaftaran.

Antusiasme para peserta di gantangan Cassava BF

Acara dibuka oleh Hudi pemilik HNZ BF Lumajang. Dengan suaranya yang khas, MC KPPL tersebut menggemakan semboyan Lumajang senyap. Hudi juga menggelorakan semangat Lumajang Bangkit. Tak pelak saat penjurian di kelas Pemula, semua yang ada di sekitar lokasi gantangan, nyaris tidak ada suara.

Karena keterbatasan panitia yang tidak menugaskan korlap sebagai pemandu atau pemantau burung di masing-masing blok membuat lambat laun terdengar teriakan memanggil juri untuk memantau burungnya masing-masing yang tengah bekerja agar mendapatkan penilaian.

Sesepuh Komunitas Puter Pelung Lumajang H. Saiful (tengah)

Di babak ke-4 kelas Pemula, nomor gantangan 29 di detik-detik terakhir harus menerima kenyataan pahit karena penilaian empat warna plus bendera usulan berbuah bendera lima warna. Karena kelas Pemula hanya mensyaratkan maksimal empat warna, membuat gantangan 29 terkena diskualifikasi.

Tentu saja hal ini membawa sedikit kericuhan sang pemilik burung terutama joki burung yang sedang bertarung tersebut. Karena pada saat yang sama burung dengan penilaian empat warna plus usulan tidak hanya didapat oleh gantangan 29.

Mas Badrus bersama tim juri

Ada beberapa burung pada saat yang sama juga bisa dinaikkan nilainya. Bahkan dirasa kualitasnya jauh lebih baik tetapi kenapa tidak mendapatkan tambahan bendera. Semua keberatan yang disampaikan oleh peserta sudah dijawab oleh Koordinator Juri yang bertugas.

Peserta menginginkan nantinya proses diskualifikasi seperti itu berdasarkan pertimbangan yang matang. “Kita ini bukannya mempermasalahkan diskualifikasinya, tetapi proses melakukan itu cenderung terburu-buru dan gegabah dalam bertindak,” ungkap Ogik sang joki.

“Karena itu dilakukan tanpa terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Koordinator Juri yang lain untuk menaikkan bendera 5 warna. Sehingga burung kita ya terkena diskualifikasi,” lanjut Ogik dengan nada kesal dan kecewa.

Harapannya di kemudian hari, para juri yang bertugas untuk selalu berhati-hati dalam betugas dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Dan terus saling kerjasama dalam bertugas. “Tentu hal ini akan menjadi bahan evaluasi untuk gelaran selanjutnya,” janji Bambang.

H. Alif tercatat sebagai peserta terjauh berfoto bersama pemilik gantangan Cassava BF

Untuk podium pertama kelas Pemula diraih oleh Roro Jonggrang orbitan AG BF Bangkalan ring AG 10 gantangan 10. Dilanjutkan kemudian posisi kedua Getter milik Woko Bondowoso ring SH 60 di gantangan 58. Tempat ketiga diraih Bang Yoga amunisi H. Ichwanto Bondowoso, ring Tape Manis 490 gantangan 38.

Sedang kelas Bebas yang dilombakan setelah istirahat tengah hari, juara pertama berhasil diraih Roro Jonggrang 1 orbitan Krisna Wijaya Jakarta, ternakan AG 20 yang menempati nomor gantangan 20. Disusul kemudian Roro Jonggrang 2 amunisi Krisna Wijaya Jakarta ring AG BF 51 yang berada di gantangan nomor 46 dan tempat ketiga ada Wiro Sableng andalan MBS BF Lumajang yang digantang pada nomor 51.

Juara kelas Pemula

“Dengan usainya kegiatan Lomba Seni Suara Puter Pelung se Tapal kuda ini, diharapkan nantinya bisa saling mengisi dan mendukung. Dengan cara tidak melakukan kegiatan latber rutin atau latber intern Pengcab. apabila ada gelaran lomba se Tapal Kuda,” pinta Ketua dan Koordinator Pengurus Paguyuban Tapal Kuda H. Ichwanto dari Bondowoso.

Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya panitia disampaikan kepada semua peserta dan juri yang bertugas, yang telah ikut mensukseskan gelaran lomba Setapal Kuda Lumajang Bangkit di Gantangan Cassava BF. Serta permintaan maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan.

Juara kelas Bebas

“Terima kasih kepada Mas Badrus MBS BF yang telah membantu mensosialisasikan dan mengundang teman-teman untuk hadir di acara ini. Dan mohon maaf apabila banyak kekurangan dalam gelaran ini. Semua akan menjadi motivasi dan bahan evaluasi bagi kami selaku pelaksana lomba,” tutup Bambang. (Ramlee/MBS)

[pst-views]

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *