Antusiasme kwok mania di daerah Tapal Kuda untuk terus mengeksiskan hobi burung anggungan puter pelung begitu luar biasa. Kali ini Pengcab PPPPSI Situbondo adakan gelaran Latber Puter Pelung Tapal Kuda dengan tema Festival Poter Pelung Situbondo, pada Minggu 13 November 2022. Menempati lokasi Gantangan Pasar Unggas Panji, Situbondo.
Tapal Kuda adalah nama sebuah kawasan di bagian timur Provinsi Jawa Timur. Daerah ini mencakup tujuh Kabupaten (Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Lumajang, Pasurun, Situbondo dan Probolinggo).
Menurut sejarah daerah Tapal Kuda ini disebut sebagai Blambangan. Atau dalam bahasa Jawa disebut daerah ‘brang wetan’ (seberang timur) karena kawasan ini tidak pernah menjadi bagian dari kerajan Mataram artinya daerah ini tidak dikenal sebelum imigran dari kawasan Mataram berpindah mengisi kawasan pesisir selatan.
Pengcab-pengcab di daerah Tapal Kuda, sebelumnya sepakat meramaikan hobi puter pelung ini. Salah satunya dengan menggelar event lomba secara rutin tiap bulan sekali bergilir dari daerah satu ke daerah lainnya. Dengan harapan semaraknya puter pelung ini bisa menyebar rata ke semua daerah.
Kini giliran Pengcab Situbondo adakan lomba seni suara alam burung puter pelung. Gelaran bertemakan Festival Poter Pelung Situbondo. Menurut Saiful Bahri Ketua Pengcab Situbondo, tema ini diambil sebagai bentuk kemasan yang berbeda agar gelaran lebih menarik.
Ada yang sedikit berbeda dengan acara yang diadakan oleh Pengcab Situbondo ini. Rangkaian Festival Poter Pelung Situbondo diawali dengan acara pembukaan, dilanjutkan dengan pengharagaan kepada penghobi dan peternak puter pelung dan derkuku yang sering berprestasi di luar Situbondo.
“Terima kasih atas penghargaan ini karena bisa dijadikan pemacu semangat untuk terus melestarikan burung puter pelung di Indonesi,” ujar Riki salah satu peternak puter pelung dan derkuku di Situbondo. “Penghargaan ini juga wujud kepedulian Pengcab Situbondo terhadap para penghobi yang ada di Situbondo,” tambah Riki.
Kemudian dilanjutkan dengan sajian tarian topeng Mimbaan dari Kelompok Sadar Wisata Mimbaan. Tarian ini untuk menyambut para tamu yang hari itu hadir di Situbondo. Ada juga bazar burung anggungan. Masyarakat serta penghobi bisa mendapatkan burung puter pelung maupun derkuku irama dengan harga yang tidak menguras kantong dengan kualitas burung yang bagus tentunya.
Selain Pengcab Situbondo, acara ini juga melibatkan panitia dari unsur Karang Taruna Mimbaan dan Pokdarwis Mimbaan karena memang lokasi tempatnya berada di kelurahan Mimbaan. Acara dimulai sejak pukul 7.30 WIB.
Acara dihadiri unsur Lurah Mimbaan, Dinas Pariwisata Situbondo, Ketua Pokdarwis Kabupaten, Ketua Karang Taruna Mimbaan, Ketua Pokdarwis Mimbaan, Para Pengurus PPPPSI se Tapal Kuda, dan pecinta burung puter pelung. Pelepasan burung merpati, menandai dimulainya acara.
Untuk kegiatan latber, panitia membuka dua kelas, yakni kelas Madya dan Utama. Ada 60 burung yang ikut mengadu kualitas anggungannya di kelas Madya yang dilombakan pertama kali. Dilangsungkan selama 4 babak berdurasi 20.
Juri-juri dari wilayah Tapal Kuda mengawal penilaian. Panitia juga mendatangkan juri nasional dari Pengda Jawa Timur buat memberikan pengawasan selama penjurian serta evaluasi terhadap juri-juri yang bertugas.
“Kali ini kita hadirkan juga juri nasional dari Pengda Jatim,” ungkap Johnny Soesila, salah satu panitia. “Juri nasional memang sengaja kita hadirkan guna melakukan evaluasi dan sharing penjurian. Ini juga bentuk keseriusan kami dalam gelaran ini,” tambahnya.
Sementara jalannya persaingan di kelas Madya terlihat cukup seru. Beberapa gacoan sesaat naik gantangan langsung tancap gas melantunkan suaranya yang ciamik. Setelah memenuhi syarat jumlah suara dengan kualitasnya yang sudah tidak diragukan berhasil menembus bendera empat warna.
Tapi akhirnya Bang Pengkor besutan H. Ichwanto dari Bondowoso di gantangan 54 yang berhasil memimpin perolehan total nilai dari empat babak penuh penilaian dan sekaligus menjadi yang terbaik pertama. Penilaian apiknya di babak ketiga berbuah bendera lima warna sehingga mengumpulkan poin 87 ¼ tertinggi dibanding yang lain.
Disusul kemudian oleh Indrajit andalan Kampung Wawan produk ternak Pelor Sidoarjo 625 pada gantangan 27 sebagai juara kedua setelah meraup bendera empat warna rata. Tempat ketiga ada nama Dewa Indra amunisi H. Feri Poros Timur Jember ternakan Ranger 003 pada gantangan 19, yang pada babak pertama hanya memperolah bendera 3 warna dan sisanya baru 4 warna.
Dukungan cuaca cerah dan terang benderang, berlangsung sampai berakhirnya acara, seakan menginjeksi para puter pelung mania untuk tetap bersemangat meramaikan acara. Pada kelas Utama perebutan gelar juara pertama berjalan sangat sengit dan ketat.
Burung di gantangan 25 dan 37, seakan berusaha mencuri start dengan langsung melejit memamerkan keindahan anggungannya membuat juri tanpa segan mengganjarnya dengan tancapan bendera 5 warna.
Sayang, keduanya tidak bisa mempertahankan performa apiknya tersebut di tiga babak tersisa. Kejutan datang dari gantangan nomor 40, setelah akhirnya mampu mengimbangi posisi dua teratas kandidat juara, dengan mendapatkan koncer lima warna. Bahkan babak keempat ditutupnya dengan raihan lima warna pula.
Dengan mengemas total nilai 87 ½, Bianglala berhasil menduduki podium tertinggi di kelas Utama. Bianglala di gantangan nomor 40 bergelang Casper 121 milik Samsul dari Sukosari, tampil gemilang pada babak ketiga dan keempat, menggenapi perolehan bendera empat warna pada babak pertama dan kedua.
Dua gaco milik H. Ichwanto Bondowoso, yakni Bang Sukir ring Casper 17 di gantangan 37 dan Bang Pengkor ring Casper 24 gantangan 25 melengkapi posisi tiga besar di kelas Utama. Keduanya tidak mampu menjaga penampilannya pada babak-babak selanjutnya, sehingga harus merelakan gelar juara lepas dari genggaman.
Beberapa peserta menyampaikan kepuasaannya hadir di Situbondo, hanya sayangnya situasi pasar yang masih ramai cukup mengganggu jalannya sesi kelas Madya. “Cukup bagus, hanya tadi waktu di kelas Madya sedikit terganggu karena ramai, yak arena memang di area pasar sich,” ungkap Mas Badrus, peserta dari Lumajang.
Kegembiraan terpancar dari wajah H. Ichwanto yang tampak sumringah dengan prestasi burung-burungnya. “Borong piala mas, puas untuk gelaran ini gaco kerja maksimal dan suasana gantangan mendukung,” tutur H. Ichwanto Ketua Pengcab. Bondowoso.
Pada gelaran Pengcab Situbondo ini terjadi keseruan dengan adanya perang siram air ungkapan selamat buat para pemenang. Hampir semua peserta juara 1 sampai 10 kena siram. Sebagai wujud kegembiraan atas prestasi yang diperoleh dari gelaran bergengsi ini.
“Memang sengaja tak sirami. Mas biar adem dan suka ria,” kata Kampong Samsul sambil terkekeh senang. Kampong Samsul sang promotor penyiram air. Acara sontak berubah dengan kegembiraan khas dunia anggungan.
Di akhir acara juga ada penghargaan peserta yang diperoleh H. Ichwanto sebagai Best Promotor karena sering share dan promosi acara Pengcab Situbondo dan juga kepada Tim Libas Probolinggo sebagai Best Tim karena banyak mendaftarkan gacoannya.
Mewakili segenap panitia, baik dari Pengcab Situbondo, Karang Taruna dan Pokdarwis Miumbaan, Saiful Bahri mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap peserta dari seluruh Pengcab se Tapal Kuda. Dan mohon maaf atas segala kekurangan.
“Semoga segala kekurangan yang ada tidak mengurangi rasa hormat kami dan rasa cinta kami terhadap semua peserta. Terima kasih pula kepada seluruh Ketua Pengcab dan Juri yang bertugas yang telah membantu mensukseskan acara ini. Tak lupa terima kasih juga kepada para simpatisan. Semoga puter semakin lestari. Salam Nambhe Bhele Ataretan salanjenga.” (Ramlee/Ipul)