Dekoe Mania Solo mengelar latbernil bertajuk “Penghormatan dan Doa Buat Alm Bpk Iman HP”. Gelaran dilaksanakan pada Minggu pagi, 19 Februari 2023 di Lapangan P3SI dan PPDSI Gawanan, Jl. Adi Sumarmo No.149, Krobyongan, Gawanan, Kec. Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Dekoe mania di Solo Raya merasa kehilangan dengan kepergian Alm. Iman HP beberapa minggu yang lalu. Iman HP sebelumnya memang pernah menahkodai PPDSI Solo tersebut selalu bersemangat jika bicara soal hobi yang digelutinya.

“Beliau ini tidak pernah absen untuk berkumpul bersama dekoe mania di sini,” kenang Jatmiko. “Beliau selalu datang untuk ikut mengerek burung kesayangannya.” Begitu banyak kenangan yang tersimpan, utamanya canda-canda yang mengalir.

Wagiman memimpin doa untuk Alm. Iman HP

Tokoh-tokoh anggungan burung derkuku pun hadir untuk ikut memberikan penghormatan atas dedikasi almarhum serta mendoakan yang terbaik. Acara latbernil dibuka dengan memanjatkan doa kepada almarhum yang dipimpin oleh Wagiman GSM BF.

Selain itu panitia sengaja menggelar latbernil sebagai bentuk persiapan untuk menghadapi event besar di akhir bulan. Gelaran TGR Cup IV yang juga bagian dari LDI (Liga Derkuku Indonesia) putaran pertama tahun 2023.

Para dekoe mania menikmati lomba dari pinggir lapangan

Setelah istirahat panjang sejak awal tahun 2020 akibat serbuan pandemi Covid-19, LDI akan mulai berputar kembali. Pihak PPDSI sebagai regulator memang menghentikan LDI sampai keadaan benar-benar aman. Karena Covid-19 merupakan penyakit yang sangat berbahaya.

Para pecinta derkuku pun memanfaatkan gelaran DMS ini sebaik mungkin untuk menyiapkan gaco-gaconya. Beberapa burung muda diturunkan buat mengasah mental tempurnya. Burung-burung ini harus dibiasakan mengikuti lomba.

Cuaca cerah cenderung mendung sepanjang acara

Walaupun hanya berskala latihan bersama dinilai, namun Latbernil DMS ini mengundang antusiasme dekoe mania di Solo Raya. Lomba berjalan tertib, cuaca cerah sepanjang gelaran seolah memberikan restu, membuat para kontestan bersemangat menunjukkan kemampuan terbaiknya.

Seperti tampak di babak pertama kelas Bebas, sederet gaco tampil baik dengan nilai empat warna. Memang tidak banyak, tetapi burung di tiang nomor 13 melesat dengan perolehan lima warna, seoah ingin segera meninggalkan lawan-lawannya.

Irul Pak Tani dan eko LMS berjemur semangati gacoannya

Sedangkan di kelas Pemula, menampilkan persaingan terbuka antara burung yang ada di tiang kerekan nomor 39 dan 44. Keduanya seolah bertarungan sendirian. Saling kejar mengejar perolehan nilai.

Memasuki babak kedua, pertarungan semakin ketat. Bimo yang dikerek di gantangan nomor 13 mulai menunjukkan tajinya dan menembus lima warna. Sementara Bintang Laut yang ada di tiang kerekan 12 masih tetap perkasa dengan perolehan lima warnanya.

Tim juri lokal Solo

Begitu juga Zidane yang ada di tiang nomor 21, ikutan tampil apik dan akhirnya mampu mengikuti pesaingnya dengan raihan lima warnanya. Banyu Langit juga mencoba terus menguntit seolah tidak mau terlalu jauh dari rombongan terdepan.

Di kelas Pemula masih menyajikan persaingan dua burung kandidat juara, yakni Setiyaki di tiang nomor 39 dan Sableng di tiang nomor 44, setelah sukses raih empat warna. Kinanti yang ada di gantangan 33 coba mengejar.

Budi Anugrah dan Pak Bandi

Istirahat sebentar babak ketiga dilanjutkan. Bimo yang bertarung di kelas Bebas semakin menjadi, bendera enam warna membuatnya memimpin sendirian di depan, setelah pada babak pertama seperti enggan memperdengarkan suara emasnya.

Dua gaco menembus lima warna yakni Bintang Laut dan Zidane. Ilusi yang ada di tiang 24 akhirnya mampu juga mendapatkan bendera lima warna, tetapi perolehan nilainya masih tertinggal dengan yang lain.

Ayub, Wirasmo, Budi Petir, dan Kanjeng

Yang aneh terjadi persaingan di gantangan 21 dan 30. Kedua burung ini ada di kelas berbeda, tetapi kebetulan sejajar, yakni Zidane milik Daud Tony dan Jabalika milik JAT Solo di kelas Pemula. Kedua burung ini seolah berlomba tampil terbaik, bergantian memamerkan keindahan suaranya.

“Kebanyakan orang bilang bahwa biasanya burung yang dekat dengan trah Gondoruwo (Zidane) pasti akan diam seribu bahasa karena saking takutnya,” kata Jatmiko mengomentari penampilan gaconya. “Tapi kali ini tidak terjadi, justru saling bergantian/bersautan.”

Pengecekan nilai

“Malahan bisa dapat masteran dan niru suara trah gondorowo,” gurau Jatmiko pemilik JAT Solo. Burung bernama Jabalika merupakan kepanjangan dari Jat dan Jibal Subali karena indukannya dapat pinjaman dari Dalip Kumar, juri senior Derkuku. “Burung ini mentalnya  bagus semoga bisa nurunke mentalnya pada anaknya,” tutur Dalip.

Di babak keempat seperti anti klimak buat Bimo. Menyisakan Zidane yang masih tetap berlari kencang dan mendapatkan lima warna kembali. Dengan demikian, Bimo bergelang JNG 201 amunisi baru Sunaryanto pemilik Arya BF berhasil menduduki podium utama dengan total nilai 87 ¾ mengungguli dua pesaing terdekatnya.

Dalip Kumar (kaos biru) sedang menjelaskan hasil rekapannya

Urutan kedua diraih Bintang Laut ring Roby 117 andalan Arries Solo. Dan tempat ketiga ada Zidane besutan Daud Toni, bergelang Sword 22. Bagi Bintang Laut, ini menandai penampilan apiknya kembali setelah beberapa waktu performanya sempat mengalami penurun. “Bintang Laut mulai pulih kembali,” ucap Arries singkat.

Di kelas Pemula, ada dua kontestan berhasil meraih nilai yang sama, namun sesuai aturan pemeringkatan dari pakem penilaian PPDSI, Setiyaki ring Trisno 489 milik Sunaryanto menempati posisi puncak.

Agung Cahyanto serahkan bendera moncer untuk Sunaryanto berkat penampilan Bimo di kelas Bebas

Disusul kemudian oleh Sableng ring HSW 212 besutan Budi S menempati runner up. Untuk tempat ketiga direbut oleh Kinanti ring Petir 98 yang dikerek di tiang nomor 33 burung andalan Budi S. yang lain. Total ada empat burung milik Budi S berprestasi di latbernil DMS kali ini.

Sunaryanto menguasai dua kelas yang dilombakan, bermaterikan burung-burung yang baru saja bergabung di Arya BF, merupakan sesuatu sekali. Karena tidak mudah mencetak burung-burung berprestasi di arena lomba dalam waktu yang singkat.

Sunaryanto juarai kelas Pemula lewat penampilan Setiyaki

“Burung ring JNG awal beli belum sesempurna sekarang tapi dari ilmu 2T alias TiTen sudah bisa dipredikasi bahwa burung tersebut berkualitas,” ungkap Sunaryanto. “Bahkan peternaknya sendiri mengakui, bahwa belum ada yang semoncer yang dibawanya.”

Sewaktu persiapan menjelang lomba, burung umumnya dikasih jamu agar saat berlomba bisa fit. tetapi Bimo setiap diloloh jamu selalu keluar makanannya yang sudah ditelannya. Bahkan menjelang lomba pakannya dioarak-arik, sejak itu Sunaryanto merasa jika burungnya tersebut merupakan burung istimewa berbeda dengan yang lain, dan kini telah terbukti.

Ketua PPDSI Solo Raya Agung Cahyanto mengucapkan terima kasih kepada seluruh deku mania Solo yang sudah berkenan hadir dan kompak untuk menurunkan gaco-gaco andalannya. Begitu juga para peternak yang sudah menambah semarak di kelas pemula dengan gaco-gaco teranyarnya.

Latbernil ini selain untuk menggugah penggemar pemula biar berani tampil di arena lomba, ajang ini sekaligus sebagai pemanasan ke event berikutnya. Di akhir bulan ini, tepatnya 26 Februari 2023 ada TGR Cup IV di Tulungagung. (Ramlee/JAT)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *