Tanaman hias aglaonema merupakan tanaman hias populer dari suku talas-talasan atau Araceae. Aglaonema berasal dari daerah tropis dan subtropis di Asia dan Nugini, dikenal sebagai Chinese evergreens. Pada dasarnya, tanaman ini termasuk tanaman hias yang mudah dirawat dengan dedaunan yang punya kombinasi putih, hijau tua, merah muda, dan warna-warna lainnya.
Dalam Bahasa Indonesia, tanaman ini dinamai “Sri Rezeki”, sesuai dengan keyakinan tentang keberuntungan yang menyertainya. Nama aglaonema berasal dari bahasa Yunani, menggabungkan istilah “agláos” (bersinar) dan ‘néma’ (benang). Ini mengacu pada benang sari bunga aglaonema yang berkilau.
Ada berbagai jenis tanaman aglaonema dengan beragam corak dan warna yang menarik dan banyak yang meminati tanaman ini. Di alam, aglaonema dapat dijumpai sekitar 30 spesies. Jenis-jenis ini tersebut umumnya mempunyai warna yang dominan hijau, sehingga kurang menarik.
Hingga ketika ditemukannya teknik-teknik baru dalam penyilangan tanaman ini. Seperti yang dilakukan oleh Dr. R.J. Henny dan E.M. Rasmussen terutama cara penyilangan untuk menghasilkan bunga yang mempunyai warna daun dan pola yang lebih menarik. Tanaman hasil penyilangan ini dikenal dengan aglaonema hybrida.
Baca juga : Mengenal Tanaman Hias Aglaonema
Aglaonema hibrida ini ada dua macam, yaitu aglaonema paten dan aglaonema non-paten. Penamaan pada aglaonema jenis ini berdasarkan nama yang telah didaftarkan pada hak paten oleh penyilangnya dan yang tidak didaftarkan. Selain aglaonema spesies, juga terdapat aglaonema yang mengalami mutasi, baik secara alami maupun hasil persilangan, sehingga tanaman ini mempunyai penampilan yang menarik.
Aglaonema Spesies
Aglaonema spesies merupakan aglaonema yang ditemukan atau terdapat di alam. Bukan hasil penyilangan yang dilakukan oleh manusia. Umumnya, aglaonema spesies berwarna hijau seperti warna daun pada umumnya dan hanya beberapa yang mempunyai corak. Dan satu-satunya aglaoenama spesies yang mempunyai warna merah adalah Aglaonema rotundum. Aglaonema ini telah dikenal sekitar abad ke-18 dan ke-19.
Masing-masing spesies mempunyai beberapa varietas atau variasi, misalnya A. pictum yang mempunyai variasi A. pictum Bicolor. A. pictum Tricolor, dan A. pictum Poeloe. Kemudian ada A. commutatum yang mempunyai variasi A. commutatum Tricolor, A commutatum Pseudobracteatum, A. commutatum Treubii, dan A. commutatum Elegans. Variasi-variasi ini umumnya terlihat dari perbedaan corak daunnya.
Diantara puluhan jenis aglaonema spesies, A. rotundum sangat berperan dalam perkembangan hibrida-hibrida baru, khususnya hibrida berdaun merah. Aglaoenam ini asli dari Indonesia, khususnya terdapat di Sumatera Utara dan Aceh.
Yang paling sulit dari tanaman ini adalah membiakkannya di dalam pot. Bila media terlalu basah atau kurang steril, tanaman ini akan segera mati. Namun, keajaiban terjadi pada tanaman hasil silangannya. Hasil silangan A. rotundum dapat menghasilkan tanaman yang lebih kuat dari induknya, seperti aglaonema Pride of Sumatera.
Beberapa nursery di Bangkok – Thailand, sudah tidak lagi menggunakan A. rotundum sebagai indukan karena kesulitan dalam pemeliharaannya. Sebagai gantinya, digunakan aglaonema Cau Wng yang relatif lebih mudah dipelihara.
Baca juga : Kiat Menanam Aglaonema Agar Tumbuh Subur
Aglaonema Hybrida
Aglaonema hybrida merupakan tanaman aglaonema yang dihasilkan dari hasil persilangan antara dua macam aglaonema. Umumnya, penyilangan dilakukan untuk mendapatkan jenis yang mempunyai penampilan lebih menarik atau tahan terhadap penyakit. Aglaonema hybrida ada dua jenis, yaitu hybrida paten dan non-paten.
Aglaonema paten (Patented Aglaonema)
Aglaonema paten merupakan aglaonema hasil silangan (bybrida) yang mempunyai hak paten, seperti komuditas atau hak cipta lainnya. Pemegang hak paten adalah orang pertama yang menghasilkan tanaman tersebut. Pengembangbiakkan atau perbanyakan tanaman dapat dilakukan orang tersebut atau orang lain dengan membayar sejumlah royalty ke pemegang hak paten.
Di Amerika terdapat breeder yang hanya menghasilkan tanaman saja, sedangkan pengembangbiakkannya diserahkan ke orang lain. Breeder tersebut hanya menerima royalti. Organisasi yang mengeluarkan hak paten berdomisili di Amerika Serikat.
Dalam pengajuan hak paten, sejarah tanaman yang diajukan dan orang-orang yang berperan dalam proses penyilangan tersebut harus disebutkan. Selain data-data yang diperlukan, pemohon juga membayar sejumlah biaya regristrasi.
Proses pengajuan hak paten membutuhkan 1 – 2 tahun. Dalam proses pemberian hak paten, tanaman diuji dalam hal ketahanan dan keunikannya. Hak paten yang diberikan kepada breeder yang berhasil mendapat paten berlaku selama 17 tahun.
Aglanema non-paten (Non-patented Aglaonema)
Aglaonema non-paten merupakan aglaonema silangan yang tidak terdaftar atau tidak dipatenkan. Umunya, aglaonema ini tidak diberi naman. Karena tidak dipatenkan, maka siapa saja dapat mengembangbiakkan dan menjual tanaman tersebut tanpa harus membayar royalti ke pemiliknya atau orang yang menghasilkan tanaman tersebut. Perkembangan tanaman ini pun tidak dapat dikontrol.
Baca juga : Hama dan Penyakit yang Biasa Menyerang Aglaonema
Aglaonema paten dan non-paten di pasaran Asia mempunyai perbedaan. Aglaonema paten umumnya dijual dengan harga relatif murah setelah dibiakkan di nursery. Adapun aglaonema non-paten biasanya tidak diperbanyak secara masal dan dijua etinggi-tingginya, tergantungan keunikan dan warnanya.
Contohnya, Miss Ausa (penyilang dari Thailand) yang berhasil menjual aglaonema silangannya senilai satu juta bath. Kemudain dari Indonesia, Ibu Suroyo (korektor senior) pernah membeli aglaonema Adeliah berukuran half mature, sekitar sepuluh daun dengan harga USD 10.000.
Harga aglaonema non-paten tersebut termasuk sangat mahal, terlebih bila dibandingkan dengan harga aglaonema paten. Aglaonema paten yang dijual sekitar USD 10 per tanaman di amerika dapat dimiliki di Indonesia dengan harga sekitar 20 -50 % dari harga tersebut.
Aglaonema Mutasi (varigata)
Tanaman aglaonema yang mempunyai penampilan yang berbeda. Seperti diketahui, beberapa jenis tanaman dapat mengalami mutasi atau perubahan sehingga tanaman tersebut memiliki penampilan yang berbeda dari jenis yang ada.
Mutasi yang terjadi umumnya berupa perubahan warna dan coraknya menjadi varigata. Varigata merupakan corak warna yang tidak merata. Umumnya, warna asli tanaman tersebut bercampur dengan warna kuning atau putih. Mutasi ini dapat terjadi pada tanaman spesies maupun tanaman hasil hybrida. (Ramlee)